Halaman

Tuesday, September 25, 2012

Doa Nabi Musa

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama ALLAH swt, TT mulakan post


************************************************************************


Suatu hari, Rasulullah saw. berkata kepada para sahabatnya, ‘Maukah kalian aku beritahu tentang ucapan yang diucapkan Musa alayhissalam ketika beliau menyeberangi laut bersama kaumnya, Bani Israil?’

Para sahabat menjawab, ‘Tentu saja kami mau, wahai Rasulullah’

Rasulullah berkata, ‘Nabi Musa berdoa: Allahumma laka al-hamdu, wa ilayka al-musytaka, wa anta al-musta’an, wa la hawla wa la quwwata illa billah al-’aliyy al-azhim’.

Itulah doa yang diucapkan Nabi Musa ketika ia sampai di pinggir laut Merah karena dikejar-kejar tentara Firaun. Allah mengabulkan doanya dengan memerintahkan Musa untuk mengetukkan tongkatnya ke air laut. Seketika, laut terbelah menjadi daratan. Musa beserta kaumnya melintasi lautan yang berubah menjadi daratan itu. Firaun dan tentaranya juga mengikutinya dari belakang. Ketika Musa dan seluruh kaumnya berhasil melintasi lautan itu, maka Allah kembali menutup laut itu dengan air. Maka, tenggelamlah Firaun dan tentaranya.

Anggap saja kita berada di posisi Nabi Musa dan kaumnya itu. Kita tidak bisa keluar dari kejaran musuh. Yang ada hanyalah hamparan lautan. Tidak ada alat apapun yang dapat membawa kita menyeberangi lautan itu. Betapa mencekamnya suasana hati kita saat itu. Apa yang dialami Musa dan kaumnya juga kita alami dalam bentuk masalah yang lain. Namun, apapun masalah itu, Allah senantiasa memberi pertolongan kepada orang-orang beriman.

Allahumma laka al-hamdu… ya Allah, segala puji bagi-Mu

wa ilayka al-musytaka… hanya kepada Engkau-lah tempat mencurahkan segala isi hati

wa anta al-musta’an… dan Engkau adalah Sang Penolong

wa la hawla wa la quwwata illa billah al-aliyy al-azhim… dan tidak ada daya dan kekuatan apa pun jua selain daya dan kekuatan yang datangnya dari Engkau, Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha Agung.

Bacalah doa itu dengan hati khusyu’ dan merasa kecil di hadapan Allah swt., niscaya Allah akan mengeluarkan kita dari belenggu kesulitan hidup.

Kepadamu Kekasih...

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama ALLAH swt, TT mulakan post


************************************************************************


Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak...

Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak..Terima kasih karena telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih.. Padahal kau begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna.Karenanya ku ingin kau tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah...

Kepadamu yang akan memilihku kelak...
Aku tak sebijak bunda khadijah, karenanya ku ingin kau tahu, aku bisa saja berbuat salah dan begitu menyebalkan. Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasihati aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah pemimpinku,tak akan berani ku membangkang padamu...

Duhai kau yang telah memilihku kelak...
Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik di matamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan jelek. Mungkin karena aku begitu sibuk berjibaku di dapur,menyiapkan makan untuk kau dan malaikat-malaikat kita nanti –insya’Allah-. Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap. Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita, agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat. Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja.. Ataukah kau akan menemukanku terkantuk kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi karena semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetikpun tertidur karena harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang rewel, dan ku tau kau letih mengais rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu.. Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku, maka tetaplah tersenyumpadaku, karena kau adalah kekuatanku...

Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak...
Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah, ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga butuh tempat untuk menumpahkan beban di hatiku,tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu, maka bersabarlah, yang ku butuhkan hanya pelukan dan belaianmu.. Karena bagiku kau adalah tetesan embun yang mampu memadamkan segala resahku..Ataukah ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul pelan si kecil karena lelah dan penatku di tambh rengekannya yang tak habis-habisnya. Sungguh bukan karena ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya. Maka jangan membentakku karena telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, karena dengan itu ku tau kau selalu menghargai semua yang ku lakukan untuk kalian, dan kau akan menemukan ku menangis menyesali perlakuanku pada malaikat kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang ku berikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi...

Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak...
Ketahuilah, aku tak secerdas aisyah..Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadanga ku begitu bebal dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku..Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih..jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan-amalan sunnah..Bimbing tanganku ke JannahNya, agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya.

Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku..
Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah, akan menipis dan memutih. Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tangan ku yang halus akan menjadi kasar.. Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu..Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu..Maka jangan pernah berpaling dariku..Karena satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian membuncah, yaitu rasa cintaku padamu...

Ketahuilah...
Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu...

Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku..Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna...

Maafkan aku karena aku bukan putri...
Aku hanya wanita biasa...

Monday, September 24, 2012

Ukhti, kamu cantik sekali....

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama ALLAH swt, TT mulakan post


************************************************************************



Ukhti, kamu cantik sekali.....
Tapi hanya di mata manusia,
Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita,
Namun Dia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali.....
Tapi cantik rupa tak akan pernah abadi,
Saat wajah telah kerepot,
rambut pun kusut dan beruban,
tubuh tak lagi tegak dan membongkok dimakan usia,
tak akan ada lagi yang boleh dibanggakan,
Lebih-lebih lagi jika telah memasuki liang lahat,
tentu tak akan ada manusia yang mahu mendekat.

Ukhti, kamu cantik sekali.....
Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan?
Sebaik-baiknya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar,
Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara mendedahkan,
mencantikkan gambar atau membuat "posing" dalam pelbagai cara,
sedangkan hakikatnya wajah itu bukan milikmu,
Tidakkah engkau merasa malu apabila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangmu berhari-hari?
Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa keizinanmu?
Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah?
Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian daripada keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali.....
Tetapi apakah manfaat pujian dan kekaguman seseorang?
Adakah ia akan menambah pahala daripada-Nya?
Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji?
Tidak ada yang menjamin wahai ukhti,
Mungkin malah sebaliknya,
wajah cantik itu menjadikanmu tidak punya harga diri dihadapan-Nya,
kerana kamu tak mampu memeliharanya sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali.....
Kecantikan itu harta berharga,
Bukan barang murah yang boleh dinikmati dengan mudah,
Dimanakah nilainya jika setiap mata begitu senang memandang cantiknya rupa,
Dimanakah harganya jika kecantikan itu telah ditayangkan secara umum,
Dimanakah kehormatannya sebagai hamba tuhan jika setiap orang,
baik seorang kafir,musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah seorang muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali.....
Alangkah indahnya jika kecantikan fizikalmu itu dipadu dengan kecantikan hatimu,
Apalah ertinya cantik rupawan apabila tidak memiliki keimanan,
Apalah gunanya tubuh molek memikat apabila tidak ada rasa malu yang lekat,
Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya,
Cahaya yang bersinar daripada hati yang penuh keimanan,
Hati yang taat sentiasa patuh pada syariat,
Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya,
Hati yang sederhana,
yang tidak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali.....
Maka tampilkanlah kecantikan di hadapan penciptamu,
kerana itu lebih bermakna daripada menampilkan kecantikanmu pada manusia yang bukan mahrammu,
Tampilkanlah kecantikan di hadapan suamimu,
kerana itu adalah sebagian daripada jihadmu,
Mengabdikan diri pada manusia yang kamu kasihi demi keredhaan Ilahi,
Tampilkanlah kecantikan iman,
dan kecantikan hati kerana itu lebih abadi…

Saturday, September 8, 2012

Nafsu Manosia

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama ALLAH swt, TT mulakan post


************************************************************************


Begini, di dalam jiwa manusia ada tiga nafsu.

Pertama, nafsu muthmainnah,
yaitu nafsu yang mengajak pada kebaikan.

Kedua, nafsu lawwamah yaitu nafsu yang
memberikan peringatan.

Ketiga, nafsu amarah,
yaitu nafsu yang mengajak pada keburukan.

Ketiga nafsu tersebut hidup dalam jiwa manusia sambil memainkan fungsinya masing-masing.

Kita lihat contoh berikut...

Suatu waktu kita berniat berbohong untuk yang pertama kalinya.

nafsu lawwamah mengingatkan:
“Bohong itu nggak baik, dosa.”

Kemudian ...

nafsu muthmainnah berkata, “Makanya,
jangan bohong!”.

Tapi ...

nafsu amarah berkata
sebaliknya: “Sekali-sekali mah nggak apaapa bohong!”

Maka, terjadilah tarik menarik antara nafsu muthmainnah dengan nafsu amarah.

Dalam peperangan antara keduanafsu tersebut, malaikat membantu nafsu muthmainnah dan setan membantu nafsu amarah dengan kekuatan yang sama.

Di sinilah akal memainkan perannya. Karena dibantu oleh pertimbangan akal, semestinya nafsu muthmainnah yang menang. Namun, akal kita sering tak berfungsi karena kita memperturutkan nafsu amarah.

Saat nafsu amarah menang dalam pertempuran tersebut dan kita berbohong untuk pertama kalinya, kita akan menyesal, gelisah, tidak bisa tidur, tidak enak makan, takut ketahuan, dan takut dosa. Perasaan ini dimunculkan oleh nafsu lawwamah yang tadi telah memberi peringatan bahwa bohong itu nggak baik.

Namun, bila pada masa-masa selanjutnya nafsu amarah selalu menang dan kita berbohong untuk kedua kalinya, ketiga, keempat, dan seterusnya sampai menjadi kebiasaan, perasaan menyesal dan gelisah semakin berkurang. Saat bohong sudah menjadi karakter, perasaan menyesal akan berubah menjadi rasa bangga karena kita menganggap telah berhasil mengelabui orang. Ini terjadi karena nafsu lawwamah sudah sangat lelah memberikan peringatan pada kita.



Sekarang kita lihat bagaimana bila nafsu muthmainnah yang menang dalam pertempuran tersebut....

Saat nafsu muthmainah menang, hati kita akan merasa sangat lega dan perasaan menjadi tenang walaupun harus menghadapi risiko dengan berkata jujur. Akal kita pun dapat berfungsi dengan baik sehingga berhasil mengontrol nafsu amarah. Nah, pada saat seperti inillah nilai kita sebagai manusia di hadapan Allah

menjadi sangat tinggi, melebihi derajat para malaikat.

Mengapa demikian?

Karena kita telah bersusah payah bertempur melawan nafsu amarah untuk dapat berjalan di atas rel kebenaran dan patuh terhadap ketentuan dari Sang Pencipta. Sedangkan para malaikat, mereka tidak memerlukan perjuangan sedikit pun untuk patuh kepada Allah karena mereka tidak memiliki nafsu.

Artinya, proses perjuangan manusia dalam menekan sifat-sifat buruk yang ada dalam dirinya sangat dihargai oleh Allah, sehingga Ia menjanjikan Surga di alam akhirat, sebuah kenikmatan tak berujung, kebahagiaan abadi.